Autonesian.com – Warga Kota Bandung kini menghadapi aturan baru dalam pembelian bahan bakar minyak jenis Solar subsidi atau Biosolar.
Berdasarkan pantauan tim Autonesian, sejumlah SPBU Pertamina di wilayah Bandung mulai kosong (01/10/2025) dan mulai menerapkan pembatasan maksimal Rp150 ribu per hari, meskipun konsumen telah menggunakan QR Code Subsidi MyPertamina.
Menurut keterangan dari salah satu petugas SPBU, kebijakan ini sudah berlangsung kurang lebih satu bulan terakhir di kota Bandung.
Namun, petugas tersebut juga menjelaskan kemungkinan kebijakan ini belum berlaku di kawasan Kabupaten Bandung dan sekitarnya,
“Kalau disini sudah dibatasi maksimal Rp 150 ribu untuk perhari dan diwilayah lain juga, meskipun sudah pakai QR Code Subsidi Pertamina,” ungkap salah satu petugas SPBU Pertamina kepada tim Autonesian.com.
Pasalnya, pembatasan pembelian BBM berjenis Solar Subsidi ini diperkuat dengan adanya pembatasan pengiriman ke jaringan SPBU dari pusat Pertamina.
“Disini kami juga sudah kena pembatasan stok, karena setiap kali pengiriman dari pusat juga ikut dibatasi oleh Pertamina,” lebih lanjut petugas tersebut.
Biosolar sendiri terbuat dari campuran bahan bakar diesel (solar) dan biodiesel, dimana bahan bakunya juga berasal dari sumber alami terbarukan seperti minyak kelapa sawit, minyak jarak, atau minyak biji kapuk.
BBM Solar subsidi juga ini juga memiliki Cetane Number (CN) 48 yang resmi dijual oleh Pertamina diseluruh wilayah Indonesia.
Sementara untuk harga, Biosolar resmi dijual saat ini di harga Rp 6.800 per liter untuk pulau jawa dan tertinggi di harga Rp 13.600 per liter untuk wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kejelasan apakah pembatasan Solar subsidi di Kota Bandung bersifat sementara atau akan diterapkan secara permanen di seluruh wilayah Jawa Barat.
Selain itu, BBM berjenis ini serta mendapatkan subsidi juga masih diandalkan oleh para pengguna mobil bermesin solar dan khususnya para usaha kecil.
GIPHY App Key not set. Please check settings