Autonesian.com – Produsen elekronik ternama asal Jepang, Panasonic Corp berencana akan memulai investasi baru untuk membangun fasilitas pabrik baru yang dikhususkan memproduksi baterai.
Mengutip Reuters, Jumat (15/07/2022), pihaknya sedang mempertimbangkan membangun pabrik dengan dua pilihan daerah, yakni Oklahoma atau Kansas karena jarak berdekatan dengan Texas.
Rencana investasi baru ini juga kabarnya ditargetkan untuk mendukung kebutuhan pasokan baterai didalam lini produk mobil listrik buatan Tesla. Pabrik ini juga akan menghasilkan baterai dengan tekonologi baru yang diklaim akan memiliki kinerja lebih andal.
Chief Technology Officer Panasonic menyebutkan teknologi baru yang ditawarkan tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas baterai seperlima lebih dari yang ada di saat ini.
“Dengan teknologi itu dapat meningkatkan jarak tempuh Tesla Model Y misalnya, lebih dari 100 km dengan paket baterai ukuran yang sama,” jelasnya.
Dia juga menambahkan, selain itu memiliki keuntungan dalam ruang penyimapanan baterai yang lebih kecil dan membuat bobot mobil listrik pastinya akan lebih ringan dibanding dengan teknologi sebelumnya yang telah ada.
Fasilitas pabrik yang diperkirakan akan menelan beberapa miliar dolar ini juga bertujuan untuk melipatgandakan kapasitas produksi baterai EV yang ditargetka pada tahun fiskal 2028 mendatang dan dari level saat ini sekitar 50 gigawatt-jam per tahun.
Panasonic sendiri telah memiliki pabrik pertama di Nevada, yakni Gigafactory 1. Dimana fasilitas pabrik ini turut dioperasikan bersama-sama dengan Tesla. Untuk seluruh fasilitas di pabrik Gigafactory ini juga telah menelan dana investasi sebesar 200 miliar yen dan baru mulai menghasilkan keuntungan pada Maret 2021.
Selain itu, sebagai pemasok lama baterai untuk Tesla produsen elektronik asal Jepang ini juga turut mengumumkan akan berencana memproduksi masal jenis baterai baru Lithium-ion untuk mobil listrik Tesla dan ditargetkan sebelum akhir Maret 2024.
Baterai Lithium-ion baru tersebut akan diproduksi oleh Panasonic dengan memanfaatkan dua jalur produksi baru di fasilitas kawasan pabrik Wakayama, Jepang Barat.
Pihaknya juga dengan adanya format baterai berkapasitas 4.680 sekitar lima kali lebih besar dari yang saat ini dipasok ke Tesla, diharapkan dapat menurunkan biaya produksi serta powerpack yang dapat meningkatkan jangkauan mobil listrik tersebut.
Sebagai informasi tambahan, penjualan mobil listrik Tesla sendiri terus meningkat dan mencatat jumlah pengiriman kendaraan tahunan mencapai sekitar 936.000 unit pada 2021.
Tesla sendiri juga telah berencana untuk mengadakan pasokan kebutahan baterai untuk seluruh mobil listrik yang diproduksi dengan mengandeng beberapa perusahaan besar, yaitu LG Energy Solution dan General Motors.
Untuk kondisi saat ini juga, selain Tesla dan beberapa produsen kendaraan di seluruh dunia dan termasuk Indonesia baik produksi mobil listrik maupun mobil konvesional masih memiliki kendala terhadap chip semi konduktor yang masih langka.