Penjualan Daimler AG Anjlok Hingga 8 Persen di Kuartal ketiga 2020

Daimler AG Mercedes-Benz

Mercedes-Benz, Daimler AG. Foto : Autonews

Autonesian.com – Daimler AG resmi mengumumkan hasil penjualan selama periode ketiga di tahun 2020 yang berakhir pada 30 september dan mencatat mengalami penurunan hingga 8 persen.

Penuruan 8 persen tersebut setara dengan angka penjualan 772.700 unit mobil dan kendaraan niaga (Q3 2019: 839.300) dengan angka pendapatan menurun 7% menjadi €40,3 miliar atau IDR 683 triliun (Q3 2019: €43,3 miliar atau IDR 734 triliun).

Laba sebelum pajak (EBIT) melonjak 14% menjadi €3.070 juta atau IDR 52 triliun (Q3 2019: €2.690 juta atau IDR 45 triliun). Sementara, EBIT yang telah disesuaikan menjadi sebesar €3.479 juta atau IDR 59 triliun (Q3 2019: €3.142 juta atau IDR 53 triliun).

Hal ini menjadikan keuntungan Daimler sebesar €2.158 juta atau sekitar IDR 36 triliun (Q3 2019: €1.813 juta atau IDR 30 triliun). Arus kas sebesar € 5,1 miliar atau IDR 86 triliun pada kuartal ketiga mencerminkan usaha yang berkesinambungan dalam memangkas biaya dan cash-preservation, serta performa yang baik pada seluruh divisi.

Disisi lain, pihaknya juga turut mendapatkan faktor positif lainnya adalah dividen dari perusahaan Tiongkok BBAC sebesar €1,2 miliar atau sebesar IDR 20 triliun, modal perusahaan, dan seasonal phasing impacts.

Harald Wilhelm, Anggota Dewan Direksi Daimler AG yang bertanggung jawab sebagai Finance & Controlling/Daimler Mobility: “Portofolio produk kami yang kuat dan pasar yang beranjak pulih telah berhasil menghasilkan kinerja yang positif. Kami telah melakukan upaya terbaik dalam hal cost control dan cash management.”

“Dengan demikian, kami percaya bahwa kami masih berada di jalur yang tepat menuju bisnis yang lebih tahan banting. Namun, karena transformasi Daimler ini kami perkirakan akan berlangsung secara jangka panjang, kami pun menyesuaikan kecepatan bisnis kami dengan fokus dan disiplin,” terang Harald Wilhelm.

Pada akhir kuartal ketiga, likuiditas Daimler berakhir pada €13,1 miliar atau IDR 221 triliun (akhir Q2 2020: €9,5 miliar atau IDR 160,4 triliun). Arus kas sebesar €5.139 juta atau IDR 86,8 triliun (Q3 2019: €2.819 juta atau IDR 47,6 triliun). Arus kas yang telah disesuaikan menjadi sebesar €5.345 juta atau IDR 76 triliun (Q3 2019: €2.931 juta atau IDR 76 triliun).

Penjualan unit mobil Mercedes-Benz & Vans menurun 4% menjadi 673.400 kendaraan pada kuartal ketiga (Q3 2019: 705.000). Meskipun begitu, EBIT yang telah disesuaikan, meningkat menjadi €2.417 juta atau IDR 40 triliun (Q3 2019: €1.868 juta atau IDR 31 triliun) dan return on sales yang sudah disesuaikan menjadi 9,4% (Q3 2019: 7,0%).

Kenaikan harga dan penekanan biaya produksi telah menghasilkan dampak positif terhadap pendapatan perusahaan. Pendapatan perusahaan terdampak akibat biaya restrukturisasi (€297 juta atau IDR 5 triliun), termasuk program optimasi biaya (€229 juta atau IDR 3,8 triliun).

Biaya penyesuaian dan penyusunan kembali kapasitas (€68 million atau IDR 1 triliun) dalam jaringan produksi global yang berhubungan dengan penjualan pabrik mobil di Hambach (Perancis). Kedua inisiasi tersebut akan menekan biaya dalam jangka sedang dan jangka panjang.

Divisi Daimler Trucks & Buses menunjukkan penurunan penjualan sebesar 26% menjadi 99,300 unit pada kuartal ketiga (Q3 2019: 134,300). EBIT yang telah disesuaikan berjumlah sebesar €603 juta atau IDR 10 triliun(Q3 2019: €838 juta) dan ROS yang telah disesuaikan menjadi sebesar 6.5% (Q3 2019: 7.3%).

Angka tersebut disebabkan oleh penurunan volume, terutama akibat pasar yang berkontraksi akibat pandemi COVID-19. Upaya penanggulangan yang dilakukan mendorong terjadinya pengurangan biaya produksi pada seluruh area bisnis.

Untuk pengurangan biaya tetap (fixed cost) memberi dampak positif pada pendapatan perusahaan. Divisi ini mencatatkan adanya kenaikan signifikan pada order intake di mayoritas target wilayah utama dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, serta dibandingkan dengan kuartal ketiga 2019 di Eropa dan Amerika Utara.

Pada Daimler Mobility, bisnis baru meningkat 2% menjadi €18,7 miliar atau IDR 316 triliun pada kuartal ketiga (Q3 2019: €18,3 miliar). EBIT yang sudah disesuaikan berjumlah €601 juta atau sekitar IDR 10 triliun (Q3 2019: €469 juta atau IDR 7,9 triliun) dan return on equity (ROE) yang sudah disesuaikan menjadi sebesar 16,5% (Q3 2019: 13,5%).

Efek positif ini disebabkan oleh penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan untuk meningkatkan cost position. Lebih lanjut, sebagai respon terhadap pandemi COVID-19 pada semester awal 2020, tidak diperlukan penambahan credit risk atau resiko kredit pada kuartal ketiga tahun 2020.

Exit mobile version