Alami Penurunan, Adira Finance Ukir Laba Rp 597 Miliar

Adira Finance

Adira Finance. Foto : Ist

Autonesian.com – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk resmi mengumumkan total pembiayaan baru dan laba bersih sepanjang semester I 2020 mengalami penurunan kinerja karena terimbas pandemi Covid-19.

Pada pembiayaan baru, perusahan pembiayaan ternama ini mencatat turun sebesar 47% y/y menjadi Rp 10,1 triliun, sejalan dengan penurunan pada industri otomotif.  Industri otomotif sendiri mengalami penurunan yang signifikan yang terlihat dari penurunan penjualan mobil baru ritel domestik sebesar 42% y/y yang mencapai 291 ribu unit di 6M2020.

Sementara itu, penjualan sepeda motor baru ritel domestik tercatat sebesar 2,0 juta unit, menurun sebesar 36% y/y pada semester I-2020. Penjualan secara ritel ini mengacu pada penjualan yang dilakukan dari dealer ke pelanggan dimana mencerminkan bisnis perusahaan multifinance dalam menyediakan pembiayaan dalam segmen ritel ini.

Hal ini disebabkan lesunya daya beli masyarakat, dan penerapan PSBB dimana sebagian besar aktivitas ekonomi diberhentikan sehingga berdampak pada pada pembiayaan mobil dan motor.

Total penjualan segmen sepeda motor dan mobil masing-masing mengalami penurunan menjadi Rp 4,7 triliun dan Rp 3,6 triliun di 1H20. Sementara, segmen non-automotive tercatat sebesar Rp 1,8 triliun.

“Sejak April 2020, Adira Finance telah memberikan bantuan kepada konsumen yang secara langsung terkena dampak pandemic Covid-19 dalam bentuk restrukturisasi kredit,” ujar Hafid Hadeli, Presiden Direktur Adira Finance pada saat virtual conference, Selasa (04/08/2020).

Hafid juga menegaskan,”Adapun konsumen yang memenuhi syarat untuk restrukturisasi, sesuai dengan kriteria yang diarahkan oleh APPI (Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia) dan OJK. Hingga 30 Juni 2020, jumlah konsumen yang telah melakukan restrukturisasi sebesar 745 ribu kontrak atau sekitar Rp 17,4 triliun.”

Selain itu, Adira Finance dalam kondisi ini turut mencatat total piutang yang dikelola pada semester 1-2020 hanya sebesar Rp. 50,4 triliun atau turun sebesar 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Segmen pembiayaan baru pada sepeda motor baru di Semester I-2020 tercatat mengalami penurunan sebesar 47% y/y menjadi Rp 3,8 triliun. Honda masih berkontribusi terbesar dengan komposisi sebesar 65% dari total pembiayaan sepeda motor baru, dikuti oleh Yamaha 29%, dan Kawasaki 4%.

Selain itu, Pembiayaan mobil baru di Semester I-2020 sebesar Rp 2,2 triliun, turun 51% y/y dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Segmen mobil baru komersial tercatat mengalami penurunan sebesar 47% menjadi Rp 1,1 triliun, sementara segmen mobil baru penumpang turun 53% y/y menjadi Rp 1,1 triliun.

Dari sisi keuangan, Perusahaan membukukan pendapatan bunga Rp 5,8 triliun, relatif flat atau sedikit turun sebesar 1% y/y dan beban bunga turun 2% y/y menjadi Rp 2,3 triliun pada Semester I-2020. Pendapatan bunga bersih relatif flat menjadi Rp 3,6 triliun, menghasilkan margin bunga bersih sebesar 13,5%. Beban operasional tercatat tumbuh tipis sebesar 1% y/y menjadi Rp 3,9 triliun di Semester I-2020.

Biaya kredit meningkat sebesar 22% y/y dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya serta adanya biaya kerugian atas restrukturisasi sebesar Rp 298 miliar sehingga membawa laba bersih menjadi Rp 597 miliar, turun sebesar 37% y/y. Per Juni 2020, rasio ROA dan ROE masing-masing tercatat sebesar 3,5% dan 16,0%.

Disisi lain, meski pihaknya mengakui telah mengalami penurunan cukup signifikan. Adira Finance juga turut kembali mengambil langkah untuk mengembangkan inovasi pelayanan dimasa new normal dengan menghadirkan layanan digital kepada seluruh konsumen setianya.

“Untuk mendukung masa new normal, kami telah melakukan inovasi pelayanan dengan menghadirkan aplikasi mobile/platform online seperti Adiraku, Momobil, dan Momotor agar konsumen dapat dapat dengan nyaman mengajukan pembiayaan untuk kebutuhan mereka”, tutup Hafid.

Exit mobile version